Pelaksanaan program INKLUSI-Migrant CARE sudah memasuki triwulan kedua
pada akhir fase I tahun 2025 ini. Kondisi geopolitik yang penuh dengan gejolak
dan ketidakpastian, kebijakan-kebijakan pemerintah nasional dan daerah yang
lebih banyak memenuhi selera pemimpin yang populis dan abai pada
kebutuhan-kebutuhan konkrit kelompok marginal.
Sementara itu terjadi penyempitan ruang masyarakat sipil, kontrol terhadap
media dan menguatnya pendengung politik menguasai narasi social media. Ini
menjadi tantangan serius bagi masyarakat sipil, seperti Migrant CARE, untuk
mendesakkan agenda perlindungan dan pemberdayaan komunitas pekerja
migran baik di level kebijakan maupun layanan dan interaksi langsung di akar
rumput.

Sebagai organisasi yang bekerja untuk advokasi pekerja migran, Migrant CARE
juga harus terus menerus melakukan pembacaan situasi internasional dan
regional karena persoalan migrasi tenaga kerja adalah ranah lintas batas negara
yang harus direspons melalui transnasional-aktivisme.

Atas dasar hal tersebut di atas, Migrant CARE perlu untuk merefleksikan
kembali kerja advokasi regional dan internasional dengan melakukan
pembacaan kritis posisi Indonesia dalam kancah diplomasi internasional dalam
situasi geopolitik yang bergejolak dan tak menentu. Pembacaan kritis ini untuk
melandasi perumusan dan penyegaran strategi advokasi regional dan
internasional Migrant CARE.
