Thursday, September 12, 2024
spot_img
HomePengurangan Risiko BencanaAKSI KEMANUSIAAN TANGGAP BANJIR DEMAK KUDUS TAHAP KEDUA

AKSI KEMANUSIAAN TANGGAP BANJIR DEMAK KUDUS TAHAP KEDUA

Disaat Upaya pemulihan pasca Banjir Demak 8 Februari 2024, cuaca ekstrim yang terjadi di sebagian wilayan Jawa Tengah mengakibatkan titik Banjir di Jawa Tengah, terutama di Demak, Kudus, Grobogan, Semarang,Jepara, Pati dll. Tanggal 14 Maret sebagian wilayah Kudus terendam air setelah curah hujan sangat tinggi sejak tanggal 13 Maret 2024 ditambah limpasan Sungai Wulan . Pada 16 Maret 2024 terdapat 628 Jiwa mengungsi di beberapa titik tempat pengungsian seperti Balai Desa Gulang, Balai Desa Jati Wetan, Gedung DPRD dll.

Belum surut Banjir di Kudus, 16 Maret 2024 sekitar pukul 02.30 WIB, Tanggul Sungai Wulan di Dk Norowito Desa Ketanjung , kec. Karanganyar Kab. Demak yang Jebol tanggal 8 Februari 2024 kembali jebol. Beberapa jam sebelumnya tanggul dekat Desa Ngemplik juga mengalami hal serupa. Akibatnya, 93.149 Jiwa dari 89 Desa di 11 Kecamatan di Kabupaten Demak terdampak Banjir. Tercatat di BPBD Demak 22.725 jiwa mengungsi ke beberapa titik baik di Demak maupun Kudus. Warga yang sebelumnya sudah kembali ke rumah karena untuk membersihkan rumahnya terpaksa harus mengungsi lagi, disisi lain lokasi pengungsian mereka di Kudus sebagian terisi warga kudus sendiri, maupun lokasi sudah tergenang air seperti Terminal Jati Kudus.Proses belajar mengajar di sekolah juga sudah mulai dilakukan

Merespon bencana banjir ini, Pemerintah Kabupaten Demak mengeluarkan surat tanggap darurat hingga 30 Maret 2024. Pemerintah Kabupaten Kudus juga menetapkan status tanggap darurat hingga tanggal 24 Maret 2024 . Surat Keputusan Tanggap Darurat ini menjadi pegangan bagi upaya tanggap darurat

Melihat tanggap darurat Demak pada Banjir pertama 8 Februai 2024, kebutuhan untuk penanganan pendidikan anak di masa tanggap darurat sangat tinggi, sehingga dibutuhkan aksi yang bisa menjangkau pendidikan anak di masa tanggap darurat untuk Banjir Demak Kudus kali ini. Dibutuhkan upaya untuk memfasilitasi proses belajar di masa darurat ini dengan menjawab tantangan yang ada misalnya, proses pengungsian yang berpencar-pencar dengn titik titik kecil sehingga tak mudah menginisiasi sekolah darurat dalam satu tempat. Tenaga kependidikan yang sebagian juga penyintas bencana banjir, serta belum tersedianya sistem pendidikan di masa darurat.

Selain penyelenggaraan layanan pendidikan di masa darurat, masih dibutuhkan layanan kebutuhan spesifik bagi penyintas terutama kelompok rentan dalam pengungsian maupun tenda tenda mandiri dalam satuan keluarga.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

× Hubungi Kami