Kegiatan

PENDALAMAN PERSPEKTIF GEDSI DAN INTERSEKSIONALITAS

PELATIHAN

“PENDALAMAN PERSPEKTIF GEDSI DAN INTERSEKSIONALITAS

DALAM PROGRAM PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA DAN KELUARGANYA

KABUPATEN WONOSOBO”

Program Inklusi, Kemitraan Australia – Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif adalah program yang saat ini dilaksanakan oleh SARI bersama Pemerintah Kabupaten Wonosobo Bekerja sama dengan Migrant CARE yang bertujuan langsung pada upaya penguatan perempuan Pekerja Migran Indonesia maupun program yang mensyaratkan adanya pelibatan perempuan dan kelompok rentan pun telah dilakukan. Dalam pelaksanaannya, perencanaan program-program tersebut tentu harus memuat rencana integrasi perempuan Pekerja Migran Indonesia maupun kelompok rentan dalam lain dalam pelaksanaan program. Hal ini agar program yang bertujuan untuk memperkuat perempuan Pekerja Migran Indonesia dan kelompok rentan memang benar-benar melibatkan dan bermanfaat untuk perempuan Pekerja Migran Indonesia dan Keluarganya.

Dalam konteks itulah, perspektif Kesetaraan Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial / GEDSI dan pendekatan interseksionalitas dilakukan. Berbicara tentang Gedsi akan selalu diikuti dengan interseksionalitas di dalamnya dimana interseksionalitas merupakan sensibilitas analitik, yakni sebuah cara berpikir megenai identitas dan hubungan terhadap kuasa (Kimberle Crenshaw.2015).

Interseksionalitas ini merupakan sebuah pendekatan yang dilakukan untuk melihat perpotongan/persinggungan yang ada di dalam persoalan persolan yang melingkupi Pekerja migran, tidak hanya pada belum maskimalnya hak hak mereka namun juga karena sebab sebab relasi kuasa yang melingkupi identitas di tengah tengah mereka yang masuk dalam golongan kelompok rentan dan mudah untuk menjadi korban ketidak adilan.

Tidak terpenuhinya hak hak Pekerja migran seperti 1) kesejahteraan yakni terpenuhinya kebutuhan dasar hidup, penghasilan, sandang, papan dan pendidikan, 2) akses, perbedaan akses antara perempuan dan laki-laki terhadap sumber daya, 3) kesadaran kritis, adanya kesenjangan dikarenakan anggapan perempuan lebih rendah posisinya dalam sosial ekonomi dan pembagian kerja, 4) partisipasi tentang keterlibatan perempuan dalam penetepan kebutuhan dan implementasi, dan 5) Kontrol kesenjangan gender terjadi karena hubungan kuasa yang tidak seimbang. Gambaran di atas menunjukkan bahwa pendalaman tentang interseksionalitas dalam kaitannya dengan Kesetaraan gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial bagi pengelola program yang menuntut peran serta kelompok rentan dan disabilitas dalam implementasi perencanaan pembangunan, menentukan usulan kebijakan, peningkatan kesejahteraan dan partisipasi menjadi suatu hal yang tak bisa ditinggalkan. Oleh karena itu dianggap krusial apabila perlu dilakukan pendalaman dapal pemahaman tentang Gedsi dan interseksionalitas terutama pada advokasi untuk Pekerja Migran.

Pelatihan ini diselenggarakan selama satu hari di meeting room Harvest Hotel pada Tanggal 18 Juli 2023 diikuti oleh 20 perwakilan di 10 kelompok Pekerja Migran 10 desa 4 kecamatan di Kab Wonosobo dengan Fasilitator Betty Noviana Kusumawaty (Konselor/Koordinator Program UPIPA GOW Wonosobo)

(WHIED)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Contact Us